Dulu, saat aku mengenalmu, saat itu juga aku bermimpi untuk memilikimu. Ketika
aku ingin bermimpi seperti itu, ketika itu juga jiwaku seperti menyingkir. rohaniku
bertanya, apakah aku bisa memiliki seseorang dengan raut wajah itu? Apakah mungkin,
orang sepertiku bisa mendapatkanmu? Tuhan telah menyiapkan satu koleksi belahan
jiwa yang lengkap untukku, dan itu kamu.
Kini setelah aku memilikimu, aku seakan lupa dengan diriku sendiri,
dengan keadaan dulu saat aku ingin sekali memilikimu, saat aku berjanji kepada
diriku sendiri untuk merubah sifat kasarku, untuk merubah sifat burukku. Aku lupa,
aku terlalu dalam dengan keadaanku saat ini.
Jujur, aku sangat saying kepadamu kekasih. Entah harus berapa kata lagi
aku rangkai, harus apalagi yg aku ibaratkan saat utara semua tertutup. Mungkin saat
aku mengetik tulisan ini, aku sedang mendeskripsikan betapa bahagianya aku saat
pertama berkenalan denganmu, saat pertama memegang tangan,u, saat pertama memelukmu,
saat pertama memandangmu, saat pertama melihat senyum lepasmu, saat pertama
kali bicara kata “sayang”, saat berjanji penuh kehangatan.
"Melati itu putih, suci, pesannya jujur, aromanya penyayang,
seperti rasa hatiku kepadamu. I love you."-Mario Teguh
mengenalmu adalah makrifat, mencintaimu adalah rahmat dan memilikimu
adalah nikmat yang tak dapat kuingkar @indraekas ♡-
@lianagalbyna
Tidak ada yang lebih bijak dari kalimatmu dan tidak ada yang lebih
mencintai kamu selain aku @indraekas (˘▿˘ʃƪ)
- @lianagalbyna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar