Senin, 29 Agustus 2011

Kesombongan dan penyesalan (lagi)


Aku tak akan,Tak akan sempurna tanpamu, hariku tak akan kembali bila kau tak di situ, dan malamku akan menjadi penantian yg panjang. Aku hanya ingin kau mengerti betapa aku menyayangimu, betapa ku ingin kau ada di sini,di sisiku selalu.
Ya Tuhan kenapa aku seperti ini, selalu seperti ini, kenapa engkau tidak mendewasakan ku, kenapa engkau tidak memperingatkan ku? Kenapa Tuhan, kenapa?

Malam ini 16 juli, aku menyesali perbuatanku lagi dan lagi. Aku termenung di bawah redup cahaya lampu yg menyinari kamarku, disudut kamarku, hati ini seakan menangis, mungkin sudah terbiasa, namun sungguh malam ini aku sangat terpuruk, aku menyesali kesombonganku, aku kehilangan seorang wanita yang sebenarnya sangat aku sayang.
Berawal dari sebuah keributan yang sebenarnya sangat sepele, mungkin aku terlalu egois, aku terlalu munafik, aku sedikit cemburu melihat wanita yang aku sayang berhubungan dengan pria lain, sedangkan aku? Aku saja berhubungan dengan wanita lain, dia tidak sebegitu marahnya. Sombong sekali aku. Manusia lemah yang tidak tau diri.
Aku yang memulai semua ini, lagi lagi dan lagi terulang. Dengan sifatku yang bangsat ini,yang egois ini,yang pemarah ini. Aku telah salah mengambil keputusan dengan hematku sendiri. Ya Tuhan andaikan waktu bisa aku putar, andaikan aku bisa berlutut dihadapanmu , memohon supaya semua ini hanya mimpi. Namun, aku tau semua itu sangat mustahil terjadi.
Malam ini terlihat sangat sepi, tidak seperti malam biasanya, dimana aku tertawa, dan tersenyum. Sesaat aku terenyuh dengan kondisi ini. bola mataku mulai mengeluarkan setitik air. Dan titik air itu seakan penuh membanjiri pipiku. Air mata seorang pecundang, air mata seorang pemarah besar, hina , ya hina sekali hidup ku.
Aku rindu pelukanmu, aku rindu tawamu, aku rindu kehangatan itu, aku rindu ya Tuhan. andai dia tau, aku sangat menyesali perbuatanku, aku sangat menyesali sifatku yang TOLOL ini. Aku sayang dia, terlalu sulit aku melupakannya. Ya Tuhan kenapa tidak kau mati kan saja hatiku, keraskan kepalaku, putuskan urat malu ku.aku ingin hilang ingatan agar semuanya hilang dari pikiran ku.
Tapi aku petik sebuah pelajaran hidup ku hari ini, pelajaran yang membentuk jati diriku dan sifatku kelak, terima kasih engkau telah menjadi bagian dari proses dalam pendewasanku. Dua kali aku merasakan penyesalan ini, bodoh, memang bodoh. Tp aku yakin suatu hari aku bisa merubah sifatku ini. Aku janji ini yg terakhir kalinya aku kehilangan seseorang yang selalu mewarnai hari ku. Tuhan memang baik, mungkin memang aku harus digagalkan lagi, untuk prosesku. Terima kasih Tuhan, terima kasih “dia”. Thanks for good stories